Sabtu, 22 September 2012

LINGKUNGAN PENDIDIKAN




LINGKUNGAN PENDIDIKAN
1.   Pengertian Lingkungan Pendidikan
Lingkungan (envirement) merupakan salah satu unsure/komponen pendidikan. Lingkungan itu bermacam-macam yang satu dengan yang lain saling pengaruh-mempengaruhi berdasarkan fungsinya masing-masing dan kelancaran proses dan hasil pendidikan.
Ngalis Purwanto, ( 1984 :77)Lingkungan (envirement) meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita. Menurut Wasty Soemanto (1984:80) lingkungan mencakup segala material dan stimuli di dalam dan di luar diri individu, baik yang bersifat fisiologis, prikologis, maupun sosial kultura.

Selasa, 05 Juli 2011

“Googlesophy di Balik Mesin Pencari”


Google, siapa pengguna internet yang tidak tahu akan nama ini. Keberadaanya seakan telah melekat, melebur menjadi bagian dari dunia maya itu sendiri. Bahkan bagi pemula maupun mereka yang awam tentang internet seakan sudah faham betul bahwa tempat memulai terbaik dalam ’browsing’ di belantara internet adalah Google. Memang Google sekarang tidak hanya sekedar tempat orang memasukkan kata kunci dan menekan tombol enter (yang berarti core bussiness-nya ialah mesin pencarian), tetapi lebih dari itu dengan inovasi dan teknologinya telah melayani serta merambah di berbagai aplikasi lain yang tidak kalah hebatnya dan akan terus berinovasi. Menjadi salah satu perusahaan berbasis teknologi kelas dunia yang sejajar dengan perusahaan lain sejenis, membuat dunia sekarang seakan borderless alias tanpa batas.Kebanyakan pengguna Google tak mempunyai bayangan tentang bagaimana mesin pencari ini diciptakan dan bekerja, apa yang menjadikannya begitu menguntungkan dan berharga, mengapa ia berhasil mengungguli beberapa pesaing yang jauh lebih bermodal, serta ke mana arah yang ditujunya di masa mendatang, akan coba sedikit diulas di makalah ini. Itulah makna di balik Googlesophy, filosofi Google dalam berkarya, bekerja, berinovasi, dan bertahan di kerasnya persaingan bisnis dunia.

Dibalik itu semua, kembali ke image utama Google sebagai mesin pencari, tentunya disana terdapat sebuah sekumpulan kode program pencarian (searching algorithm), sebuah algoritma pencarian terbaik dari yang pernah ada sebelumnya yang telah dipatenkan dengan sebutan PageRank TM. Guna mendukung pencarian dan menyediakan layanan-layanan terkait pencarian, Google menjalankan program-program rancangan khusus yang dipatenkan pada ratusan ribu mesin yang dibuat secara khusus. Ketika dunia Teknologi Informasi masa kini terbagi dua antara perusahaan-perusahaan perangkat keras dan perusahaan-perusahaan perangkat lunak yang sama-sama canggih, Google termasuk di jajaran terdepan untuk keduanya. Perpaduan optimal sejumlah teknologi perangkat lunak dan keras oleh perusahaan paling inovatif di dunia ini mampu menghadirkan hasil-hasil pencarian yang superior dalam waktu supercepat.

Salah satu keunggulan teknologi paling penting yang membedakan Google dari calon pesaingnya adalah karena mereka sadar sejak awal bahwa apabila mereka sukses dalam perangkat keras, unsur ini bisa memberikan daya saing luar biasa bagi perusahaan. Perangkat keras akan menjadi faktor kunci untuk mampu melakukan pencarian secara efisien. Karyawan-karyawan Google merakit dan mengkhususkan semua komputer pribadi yang dimiliki oleh perusahaan di awal perkembangannya untuk menjalankan fungsi pencarian. Perusahaan ini membangun dan menyusun komputer-komputer ini dalam sebuah rak seukuran lemari es, membuat mereka saling terhubung menggunakan perangkat lunak dan cara penyambungan yang dipatenkan. Tidak ada perusahaan yang memiliki kemampuan komputasi lebih besar daripada Google dengan jaringan bermacam-macam PC yang masing-masing telah diberi ’obat kuat’. Dan yang menakjubkan tak ada jaringan komputer atau basis data baik di sektor pemerintah maupun swasta di manapun di dunia dapat diperbandingkan dengan Google, yang hampir menyamainya pun tak ada. Menjadikan biaya operasi lebih cost-effective dan bermutu tinggi. Itulah sebabnya meluncurkan mesin pencari yang mampu bersaing dengan Google akan memerlukan investasi dalam bentuk modal jauh lebih besar dibanding dugaan banyak orang.

PageRank the story

Semua berawal dari WILLIAM GATES COMPUTER SCIENCES, gedung baru jurusan komputer Universitas Stanford yang menjadi tempat belajar dua orang pendiri Google; Larry Page dan Sergey Brin ketika mengambil program pascasarjana. Brin mengerjakan proyek tentang bagaimana menemukan cara menyarikan informasi dari kumpulan data yang menggunung, kelompok riset tersebut diberi nama MIDAS (Mining Data at Stanford). Brin dan pembimbingnya Motwani bereksperimen dengan menerapkan teknik yang sama untuk Internet yang baru muncul dan masih serabutan. Pada pertengahan tahun 1990-an, Web ibarat Wild West dunia maya - daerah tak bertuan yang tanpa kendali dan tanpa aturan tempat jutaan orang melakukan log on dan mulai berkomunikasi melalui email, namun peneliti yang serius semakin frustasi akibat terus bertambahnya situs Web. Semenjak awal orang telah berusaha menolong pengguna komputer dalam menemukan informasi di Internet namun hasilnya selain tak bertuan juga tak bermakna atau dengan kata lain mengecewakan. Semua mesin pencari pada waktu itu belum ada yang memuaskan penggunanya hanya cukup saja.

Sementara itu Page - yang tengah mengerjakan sesuatu yang disebut Digital Libraries Project - mulai berburu ke seantero Web menggunakan mesin pencari baru bernama AltaVista. Walaupun hasil pencarian memberikan hasil yang terbilang lebih baik dan lebih cepat dibanding  mesin-mesin pencari lain, Page melihat sesuatu yang sungguh berbeda. Hasil pencarian AltaVista selain berisi daftar situs Web juga menyertakan informasi dalam wujud yang belum pasti tentang sesuatu, disebut ”Links”. Hector Garcis-Molina sepakat bahwa menganalisis data tersembunyi dibalik links bisa mengungkapkan sesuatu yang berharga. Dan AltaVista tidak berbuat apapun terhadap link ini selain melaporkan keberadaan mereka secara kasar. Page ingin menggali lebih jauh ke dalam link guna mengetahui kemungkinan pemanfaatan mereka selanjutnya. Tetapi untuk menguji apapun teori yang dipakainya ia memerlukan database yang besar tentang Web.

Akhir tahun 1996, Page telah ditemani Brin dalam upayanya men-download serta menganalisis link Web. Page mempunyai sebuah teori bahwa menghitung jumlah link yang menunjuk ke suatu situs Web merupakan satu cara untuk memeringkat popularitas situs bersangkutan, meskipun popularitas dan kualitas tak selalu beriring. Link-link di sebuah situs mengingatkan Page akan kutipan karya tulis yang mesti dicantumkan ketika merujuk ke karya tulis tertentu, dan kutipan atau rujukan ini memudahkan penetapan kredit atau pengaruh tulisan di kalangan akademik dan riset. Prinsip yang sama dapat diberlakukan untuk situs Web. Melalui sebuah langkah maju ia sampai ke sebuah terobosan konseptual: semua link tidak diciptakan sama. Ada yang lebih penting daripada yang lain. Ia memberi bobot lebih berat kepada link-link yang datang dari situs-situs penting. Lalu bagaimana cara menetapkan bahwa sebuah situs itu penting? Untuk sederhananya, situs-situs yang banyak dirujuk orang boleh dianggap lebih penting daripada situs-situs yang lebih sedikit dirujuk. Dengan kata lain, jika homepage Yahoo yang populer merujuk ke sebuah situs Internet, situs itu segera menjadi lebih penting. Karena terbiasa menggunakan nama belakangnya untuk menandai dokumen-dokumen Web yang telah dirambahnya, Page mulai menyebut sistem pemeringkatan link-nya “PageRank”.



Sabtu, 22 Januari 2011

Cerita Hati

Lagi-lagi sendiri
Menahan rasa d dalam hati
Kapan kah
kau dapat membalas perasaan ku ini
Mungkin ku harus mengniNgigal kan mu
Jika itu mau mu
Atau kah ku harus membunuh cintaku
Walau itu sangat menyakit kan ku
Akan kan dirimu membalas cintaku
Tetapi mengapa kau masih begitu
Apakah kamu melinder dengan keadaan ku?
Atau tak ada rasa untuk ku?
Mungkin ku harus mengniNgigal kan mu
Jika itu mau mu
Atau kah ku harus membunuh cintaku
Walau itu sangat menyakit kan ku
Jika itu mau mu...
Ku kan pergi selama'y dari hidup mu...

Rabu, 22 September 2010

DIMENSI-DIMENSI HAKEKAT MANUSIA




1.      Dimensi keindividuan
Lysen mengartikan individu sebagai “orang seorang”,sesuatu yang merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi.Manusia dilahirkan kedunia ini dengan keunikan sendiri-sendiri.Walaupun berasil dari satu telur manusia masih tetap berbeda satu dan lainnya.Sehingga mereka tidak ada duanya.Dan manusia dilahirkan dengan potensinya masing-masing.Perbedaan itu meliputi cara berfikir,prilaku,kesukaan, perasaan ,kerohaniannya dan sebagainya.kecendrungan akan perbedaan ini sudah mulai tumbuh sejak seorang anak menolak ajakan ibunya pada masa kanak-kanak.
 Secara tidak langsung manusia memiliki tanggung jawab masing-masing atas semua yang ada pada dirinya.Kita takan rela bila bila tanggung jawab itu diberikan kapada orang lain.Tanggung jawab itu meliputi tanggung jawab atas pikiran,perasaan,pilihan,dan prilaku kita.Apakah kita rila,kalau perasaan kita kita tanggung jawabkan pada orang lain.Tentu tidakan?Itulah bukti kalau kita memiliki tanggung jawab atas diri kita sendiri. Kesangupan memikul tanggung jawab sendiri merupakan ciri yang sangat esensial dari adanya individualitas pada manusia.
Langeveld(1979:38)mengatakan bahwa anak didik adalah seseorang yang ingin  menjadi seorang pribadi,ingin pribadinya sendiri. Dengan kata lain kepribadian seseorang tidak akan terbentuk dengan semestinya sehingga seseorang tidak memiliki warna kepribadian yang khas sebagai miliknya.jika terjadi hal demikian,seseorang tidak memiliki kepribadian serta mudah terbawa arus.sehinga seorang anak harus mendapatkan didikan dari orang di sekelilingnya ,selain itu anak akan belajar dari alam sekelilingnya.Ada dua pendidikan yang diterima oleh anak,yaitu pendidikan sengaja dan pendidikan yang tak sengaja.Dalam pendidikan sengaja ini pendidik harus berhati-hati serta tidak memaksa karena prinsipnya kepribadian dibentuk oleh dirinya sendiri.prinsip inilah yang membentuk pendidikan tidak sengaja itu,serta memimpin dan mengembangkan apa yang ada pada dirinya.tugas pendidik adalah menunjukan jalan dan mendorong subjek didik bagaimana cara memperoleh sesuatu dalam mengembangkan diri.


2.      Dimensi Kesosialan
Manusia tidak dapat hidup sendiri di bumi ini,kita membutuhkan orang lain.contohnya pada anak bayi yang baru dilahirkan,bayi tersebut membutuhkan pertolongan orang lain,bukan sampai di situ saja, Bahkan ke anak-anak,remaja,dewasa dan di sisa-sisa hidupnya juga memerlukan orang lain.selain itu juga,orang lain juga memerlukan kita juga sebagai timbale-balik.Oleh sebab itu manusia merupakan makhluk sosial.Anak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan manusia.Mereka berkembang karena dari dan ke dalam masyarakat.manusia adalah makhluk sosial sekaligus makhluk individu.Karena manusia makhluk kedua-duanya hendaknya manusia mempertahankan individunya secara utuh.
Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampak lebih jelas pada dorongan untuk bergaul.dengan adanya dorongan untuk bergaul,setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya.betapa kuat dorongan tersebut sehingga dipenjarakan merupakan hukuman yang paling berat di rasakan oleh manusia, karena diasingkan dalam penjara berarti diputuskanya dorongan untuk bergaul tersebut secara mutlak.
Kilpatrick (1957: 37) mengemukakan,bahwa untuk hidup dalam artian yang benar-benar manusiawi,setiap orang harus hidup dengan orang-orang lain.keakuan manusia betul-betul banyak bergantung pada kontribusi- kontribusi esensial dari orang-orang lain.manusia membutuhkan untuk pertumbuhan yang baik,hasil-hasil dari pengalaman manusia sebelumnya.Jadi untuk  membimbing pertumbuhan anak manusia kepada keungulan insani’yang di perlukan untuk juga menjamin kemajuan masyarakat,mereka memerlukan pendidikan.
Untuk tumbuh dan berkembang secara wajar dan hasil sebagai angota kelompok sosial anak manusia memerlukan pendidikan.Tujuan pendidikan disini adalah membantu perkembangan sosial dari anak,agar mendapat tempat ,menyesuaikan diri,serta mampu berperan sebagai anggota yang cakap bersama dan kontruktif dalam masyarakat.


3.      Dimensi Kesusilaan
Susila berasal dari kata su + sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi atau kebaikan yang lebih.dalam bahasa ilmiah sering di gunakan kata yang memiliki konotasi yang berbeda yaitu etiket (persoalan kepantasan dan kesopanan) dan etika(persoalan kebaikan).Pada hakekatnya manusia memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan susila,serta melaksanakannya sehingga  dikatakan manusia itu adalah mahluk sosial.
Drijarkar(1978:36-39) nilai-nilai merupakan yang dijunjung tinggi oleh manusia ,kemuliaan dst,sehingga oleh karena itu penjeja di yakini dan di jadikan pedoman dalam hidup.nilai-nilai itu dibedakan atas tiga nilai otonom yang bersifat individual(kebaikan menurut pendapat seseorang),nilai heteronom yang bersifat kolektif(kebaikan menurut kelompok)dan nilai keagamaan yaitu nilai yang berasal dari tuhan.Yang terakhir ini merupakan suber dari segenap yang lain..Tuhan adalah alpha dan omega (pemula dan tujuan akhir).
Selanjutnya dalam kenyataan hidup ada dua hal yang muncul akabat persoalan nilai,yaitu kesadaran dan pemahaman  terhadap nilai dan kesanggupan melaksanakan nilai.Dan idealnya harus sinkron antar keduanya.Tetapi dalam pelaksanaanya tidak selalu demikian dan tidak secara otomatis orang yang telah memahami pasti melaksanakannya.Lazimnya penilaian masyarakat terhadap kualitas kesusilaan seseorang tergantung dari apa yang di buatnya,dan tidak semata-mata pada apa niatnya, sehingga niat buruknya belum terlakukan (jika diketahui)sering masih di maafkan.
Dengan demikian pendidikan kesusilaan meliputi rentang yang luas pengarapannya mulai ranah kognetif yaitu dari mengetahui sampai kepada menginternalisasi nilai,sampai kepada ranah afektif dari meyakini,meniati sampai kepada siap sedia untuk melakukan.implikasi paedagogisnya adalah bahwa pendidikan kesusilaan berarti menanamkan kesadaran dan kesediaan melakukan kewajiban disamping hak pada peserta didik.dengan pendidikan ini anak akan mengetahui mana yang salas dan mana yang benar,baik dan buruk,Pantas dan tidak pantas.sesungguhnya pendidikan ini adalah usaha membantu anak dalam menajamkan kata hatinya.


4.      Dimensi Beragama
Pada hakekatnya manusia adalah makhluk religious.di Indonesia dulu sebelum datangnya agama,nenek moyang kita sudah melakukan ritual menyembah yang maha kuasa.Karena ketidak tahuannya nenek moyang kita melakukan ritual dengan menyembah benda-benda yang dianggapnya mengandung kekuatan mistik,seperti batu-batu pohon-pohan besar dsb.Hal itu dapat kita ketahui dengan adanya peninggalan-peningalan tempat-tempat untuk melakukan ritual. Seperti tugu batu keris dsb.Setelah agama datang yaitu agama tertua yaitu budha dan hindu penduduk Indonesia mulai menyembah dewa-dewa.Tetapi masih mengandung unsur menyembah batu-batu besar.selanjutya agama yang mengesakan tuhan datang.Barulah masyarakat Indonesia menerima kalau tuhan itu satu yaitu ALLAH SWT.Dan meninggalkan paham politeisme,Walaupun masih banyak lagi masyarakat yang masih begitu.Manusia membutuhkan dimensi itu karena manusia makhluk lemah.dan agama adalah penyelamat hidup di dunia dan akhirat.Dapat dikatakan bahwa agama menjadi sandaran vertikalmanusia.Ph.Kohnstamm berpendapat bahwa pendidikan agama seyogyanya menjadi tugas orang tua.Dalam hal ini orang tua lah yang cocok untuk mendidik anak karena ada hubungan darah.pendidikan ini penting,kerena akan membentuk moral dari sianak yang kelak penerus Negara ini.



PENGEMBANGAN DIMENSI-DIMENSI KEMANUSIAAN MANUSIA INDONESIA SEUTHNYA

Sasaran pendidikan adalah manusia,sehingga dengan sendirinya perkembangan dimensi hakekat manusia tugas pendidik.Meskipun pendidikan itu pada dasarnya baik,tetapi dalam pelaksanaannya mungkin saja biasa terjadi kesalahan-kesalahan yang lazim nya di sebut salah didik.hal demikian dapat terjadi karena pendidik itu adalah manusia biasa,yang tidak luput dari kelemahan-kelemahan.Ssehubungan dengan itu ada dua kemungkinan yang bias terjadi yaitu:
1.      perkembangan yang utuh dan
2.      prkembangan yangtidak utuh.


1.      Pengembangan yang Utuh
Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakekat manusia ditentukan dua faktor yaitu bagai mana kualitas dimensi hakekat manusia secara potensial  dan yang kedua bagai mana kualitas pendidik yang di sediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangannya.Pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang sanggup menghantar subjek didik menjadi seperti dirinya sendiri selaku anggota masyarakat.
a.       Dari segi wujud dimensi,keutuhan terjadi antara aspek jasmani dan rohani,antara dimensi keindividualan kesosialan-kesusilaan dan –keberagamaan antara aspek kognitif-afektif dan –pisikomotor.
Perkembangan  aspek jasmani dan rohani di katakan utuh jika keduanya mendapat pelayanan yang seimbang.Perkembangan dimensi keindividualan ,sosial,kesusilaan dan keberagaman dikatakan utuh jika mendapatkan pelayanan yang seimbang dan baik bagitu pula dengan perkambangan domain kognitif,afektif dan pisikomotorseperti itu.
b.      Dari Arah Perkembangan
Pengembangan yang sehat terhadap dimensi keindividualan memberi peluang pada seseorang untuk mengadakan ekplorasi terhadap potensi-potensi yang ada pada diri baik kekurangan maupun kelebihanya.Perkembangan yang berarah konsentris ini bermakna memperbaiki diri atau meningkatkan martabat auk yang sekaligus juga membuka jalan kearah bertemunya suatu pribadi dengan pribadi yang lain secara laras tanpa menggangu otonomi masing-masing.begitu juga dengan pengembangan dimensi-dimensi lain.
Pengembangan yang sehat terhadap dimensi keberagamaan akan memberikan landasan dari arah pada pengembangan dimensi keindividuan,kesosialan dan kesusilaan.Yang dimaksut arah pengembangan dari jenjang rendah ke jenjang yang tinggi(vertical).
Dapat disimpulkan bahwa pengembangan dimensi hakekat manusia yang utuh diartikan sebagai pembinaan terpadu terhadap hakekat manusia sehinga dapat tumbuh dan berkembang secara laras.

2.      Pengembangaan yang Tidak Utuh
Pengembangaan yang tidak utuh terhadap dimensi hakekat manusia akan terjadi apabila dalam proses pengembangan ada hunsur D.H.M yang terabaikan untuk ditangani. pengembangan yang tidak utuh berakibat terbentuknya  kepribadia yang pincang dan tidak mantap.pengembangan semacam ini merupakan pengembangan yang patologis